Halo Sobat Meddy!Pendidikan adalah perjalanan yang penuh liku dan tantangan, kadang-kadang membawa kita pada titik-titik terendah namun juga kesempatan meraih ketinggian yang tak terbayangkan sebelumnya.[1]
Nayla Zhafira, seorang siswi SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan dinyatakan tidak lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023 di Universitas Diponegoro dan Universitas Sumatera Utara.[1]
Mudah dan Fleksibel Konsultasi Beasiswa Luar Negeri, WhatsApp Di Sini
Namun, ia tidak patah semangat dan mencoba mendaftar Beasiswa Indonesia Maju. Nayla berhasil melewati rangkaian tes, salah satunya membuat tiga esai dalam Bahasa Inggris, dan ikut berpartisipasi dalam proyek sosial untuk mengatasi sampah plastik di lingkungan sekolah.[1]
Hasilnya, Nayla berhasil memperoleh Beasiswa Indonesia Maju dan diterima di 6 universitas ternama di luar negeri. Keenam universitas tersebut terdiri dari Nanyang University (Fakultas Chemical and Biomoleculer) di Singapura, Monash University (Chemical Engineering), University of Western Australia (Chemical Engineering).[1]
Buat kamu yang mau dibantu Meddy urus penerjemah dokumen tersumpah, bisa langsung hubungi WhatsApp
Kemudian University of New South Wales (Life Sciences), Curtin University (Computer Science) di Australia, dan Wageningen University (Environmental Science) di Belanda.[1]
Kegagalan SNBP: Pintu Menuju Kesempatan Baru
Nayla Zhafira adalah sosok yang memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Saat lulus dari sekolah menengah atas, dia memiliki impian untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri di Indonesia melalui jalur SNBP.[1]
Namun, dalam kejutan yang tak terduga, Nayla tidak berhasil lolos dalam ujian tersebut. Meskipun awalnya merasa putus asa, Nayla memilih untuk melihat kegagalan ini sebagai peluang untuk mencari jalan lain menuju sukses.[1]
Nyaman Study Abroad dengan Visa Pelajar, WhatsApp Di Sini
Perjalanan Menuju Kampus Luar Negeri
Dari keenam universitas luar negeri yang menerima Nayla tersebut, Nayla menjatuhkan pilihannya pada Nanyang University. Semua biaya perkuliahannya selama S1 pun akan ditanggung oleh Beasiswa Indonesia Maju.[1]
“Saya pun memilih Nanyang Technological Engineering dengan menerima Fully Funded Beasiswa Indonesia Maju S1 di luar negeri,” ungkapnya.[1]
Pesan Inspiratif untuk Semua
Kisah Nayla Zhafira mengajarkan kita bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Justru, kegagalan bisa menjadi awal dari peluang baru yang lebih besar. Nayla tidak hanya berhasil meraih pendidikan tinggi di luar negeri, tetapi juga menginspirasi banyak orang dengan semangat dan tekadnya. Baginya, kegagalan adalah pelajaran berharga yang membantu meraih kesuksesan yang lebih besar dari yang pernah dibayangkan.[1]
Buat kamu yang mau dibantu Meddy urus penerjemah dokumen tersumpah, bisa langsung hubungi WhatsApp
Sobat Meddy itu tadi adalah kisah inspiratif dari kak Nayla Zhafira. Ayo, wujudkan mimpi kuliah di luar negeri dengan bantuan dari #MediamazScholar! Temukan fakta-fakta menarik yang akan memotivasi kamu untuk mengejar cita cita study di luar negeri seperti Kak Nayla Zhafira. Tenang saja kalau kamu masih bingung untuk urus persiapan semua dokumennya, kamu bisa hubungi konsultan Meddy untuk gabung Program Kelas Persiapan Luar Negeri yang Tersebar di 20 Negara, konsultasi beasiswa, Kelas TOEFL IBT & ITP, IELTS, dan TOEIC di Mediamaz Scholar. Nggak hanya itu, ada juga pelayanan terbaik lainnya dengan jaminan harga termurah se-Indonesia seperti Jasa Penerjemah Tersumpah, Jasa Translator, Jasa Proofreading, dan Jasa SKCK. Yuk, langsung hubungi kami by WhatsApp atau DM Ke Instagram @Mediamazscholar. Thanks ya Sob!