Solusi Lengkap Beasiswa Luar Negeri – Mediamaz Scholar

logo - mediamaz scholar

Mediamaz Scholar

Member Of Mediamaz Group

jepang

Budaya Jepang VS Budaya Amerika, Mana Yang Lebih Kamu Suka?

Siapa sih yang nggak kenal dengan salah satu YouTuber tentang pendidikan yakni Jerome Polin dan Leo Edwin? Nah, mereka berdua sama-sama studi di luar negeri loh tapi di negara yang berbeda. Jerome Polin saat ini tengah studi di Jepang, sedangkan Leo Edwin di negeri Paman Sam yakni Amerika Serikat. Kedua negara tersebut tentu memiliki budaya yang berbeda, apa aja sih perbedaan budaya dari negara Jepang dan Amerika? Yuk, cari tahu dari versi mereka berdua di artikel ini.[1]

Program Kuliah

Perbedaan Budaya Jepang dan Amerika

Perbedaan budaya dan tradisi sudah menjadi hal yang umum bagi setiap negara. Tradisi tersebut biasanya dilakukan secara turun-menurun berdasarkan sejarah dari negara tersebut. Namun, meski demikian perbedaan ini justru menjadi sebuah ciri khas bagi setiap negara dan hal ini dapat kita jadikan sebagai suatu hal yang bisa kita kenalkan kepada orang asing sebagai wujud rasa bangga terhadap tradisi nenek moyangnya.[1]

Budaya dan tradisi tentu menjadi momok tersendiri bagi setiap orang yang berasal dari negara tersebut. Jepang dan Amerika merupakan dua negara dengan tingkat mobilitas penduduk yang tinggi. Dua negara ini juga disebut-sebut sebagai negara tersibuk baik di benua masing-masing atau nominasi di dunia.[1]

Budaya Memberikan Tip

Mungkin hal ini terdengar biasa saja di negara kita. Tapi apakah kamu tahu,  ternyata budaya ini tidak boleh dilakukan di Jepang, lho. Meski banyak buku panduan wisata yang menyebut bahwa orang Jepang menganggap memberikan tip kepada pekerja merupakan tindakan tidak sopan, namun sebenarnya tidak sepenuhnya seperti itu. Mereka hanya merasa memberi tip adalah suatu kebiasaan yang aneh. Karena mereka hanya menerima gaji dari atasannya saja, bukan dari orang asing.[1]

Berbeda dengan Amerika Serikat, di sana orang Amerika sering memberikan tip kepada karyawan atau pekerja. Mereka menganggap hal ini mmerupakan hal yang lumrah dilakukan sebagai wujud rasa terima kasih atas jasa atau pelayanan yang dilakukan oleh sang pekerja tersebut. Terlebih banyak sekali pekerja penyedia jasa yang mendapat bayaran perjam nya sangat rendah. Oleh karena itu, para pegawai tersebut mengandalkan tip dari seseorang untuk menambah pendapatan mereka.[1] 

Perbedaan Budaya Kerja 

Budaya kerja adalah suatu kebiasaan yang dilakukan secara berulang oleh karyawan. Budaya kerja di Jepang membuat para pekerja di sana lebih terlihat formal dibandingkan Amerika Serikat. Etika berpakaian di negara Jepang sangat diperhatikan karena, berpakaian merupakan salah satu wujud rasa hormat. Jadi ketika memakai pakaian yang rapih dan formal, secara tidak langsung kita menghormati orang atau lawan bicara kita saat berada di kantor.[1]

Berpakaian rapih juga dianggap sebagai ciri-ciri orang yang teratur, disiplin, menjaga wibawa dan harga diri, serta terlihat profesional. Kemudian, di Jepang memiliki budaya kerja ho-ren-so, singkatan dari houkoku (laporan), renraku (komunikasi), dan soudan (konsultasi). Dalam budaya ini setiap karyawan di Jepang harus menerapkan lapor, bicara, dan konsultasi terutama pada senior mereka.[1]

Budaya Jepang Kerja di Amerika

Berbeda dengan Jepang, tidak semua kantor di Amerika Serikat mewajibkan karyawannya untuk menggunakan pakaian formal. Perusahaan-perusahaan di sana kebanyakan tidak memiliki aturan mengenai pakaian mereka. memiliki gaya yang lebih kasual. Hal tersebut karena Amerika Serikat memandang bahwa cara berpakaian adalah bentuk kebebasan. Sehingga, siapa pun bebas memilih outfit yang sesuai dengan karakter dan preferensi mereka.[1]

Budaya Self Service

Di Indonesia, mungkin orang terbiasa untuk dilayani pramusaji, dari diantarkan makanan sampai meja dibersihkan usai makan. Hal ini berbeda jika di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat. Budaya self service adalah salah satu kebiasaan yang ditanamkan di keluarga maupun lingkungan sendiri untuk bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan.Misalnya pada saat makan di restoran cepat saji, setelah selesai makan pembeli diharuskan untuk membuang bekas makanan mereka untuk dibuang ke tempat sampah yang khusus. Meskipun, tidak ada pramusaji yang membersihkan meja, hampir setiap meja selalu bersih ketika ada pembeli yang ingin makan.[1] 

Tidak hanya restoran, bahkan SPBU di Amerika juga mengusung tema self-service dimana orang amerika mengisi bensin sendiri tanpa ada pelayan atau orang yang membantu. Beberapa SPBU pun juga menggunakan sistem pembayaran digital, hal ini sering menjadi sebuah cultural shock bagi orang Indonesia yang baru pertama kali mengisi bensin di Amerika.[1]

Budaya Self Service di Jepang

Berbeda pula dengan Jepang,  hanya beberapa restoran saja yang menerapkan sistem self service seperti restoran sushi yang sudah menyediakan jalur khusus untuk menyajikan hidangan sushi ke pelanggan. Hal ini dikarenakan kebanyakan mahasiswa atau pelajar jepang mengambil pekerjaan part-time di restoran, mini market, dan bar. Selain itu ada beberapa tempat di jepang yang menggunakan robot sebagai pelayan, mengingat jepang merupakan salah satu negara yang memiliki jurusan robotika. Orang jepang lebih mengandalkan robot canggih untuk melayani seseorang daripada menggunakan teknologi canggih untuk menunjang sistem self-service.[1]

Budaya jepang dan Amerika : Sopan Santun

Sopan santun adalah sebuah sikap yang penting untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena sopan santun mencerminkan sikap ramah dengan maksud untuk menghormati seseorang. Hal ini dapat membentuk keharmonisan dan menjaga relasi terhadap orang lain. Fakta menariknya, ternyata negara Jepang dan Amerika memiliki pandangan yang cukup berbeda terhadap sikap sopan santun ini.[1]

Sikap sopan santun di  Jepang

Etika sopan santun merupakan salah satu budaya jepang yang patut ditiru. Pasalnya, orang Jepang selalu menerapkan sopan santun di kehidupan sehari-hari, baik dengan orang tua, orang asing, atau teman sebaya. Contoh sikap sopan santun yang biasanya diterapkan oleh orang Jepang adalah membungkukkan badan atau ojigi. ada dua jenis budaya membungkukkan badan dalam tradisi di Jepang.[1]

Pertama, Keirei adalah budaya membungkukkan badan secara penuh hingga membentuk sudut 30 derajat saat bertemu dengan orang yang bertujuan untuk menyapa, meminta maaf, atau berterima kasih dengan sungguh-sungguh. Budaya keirei dilakukan untuk memberikan penghormatan bagi orang secara formal. Lalu, Eshaku adalah gerakan sedikit membungkukkan badan kurang lebih sekitar 15 derajat yang bertujuan untuk menyapa, berterima kasih, atau membalas sapaan orang.[1]

Sikap sopan santun di Amerika

Sikap sopan santun yang diterapkan orang Amerika sebenarnya tidak jauh berbeda dengan orang Indonesia. Namun, orang Amerika lebih sering mengatakan ‘maaf’ dan ‘terima kasih’ saat bertanya atau meminta tolong. Namun, ada satu kebiasaan orang Amerika yang terasa janggal untuk turis asing. Yaitu dengan memanggil nama yang mungkin terdengar kurang sopan, namun berbeda di Amerika Serikat.[1]

Ketika kamu bekerja disana, kamu akan menemukan orang-orang yang memanggil rekannya dengan nama tanpa memandang umur baik dalam dunia kerja atau kuliah. Menurut Leo Edwin ketika kamu bertemu dengan atasanmu atau professor, kamu hanya cukup memberi salam dan senyum saja pada mereka.[1]

Layanan Beasiswa

Layanan Mediamaz Scholar

Nah, itulah sederetan perbedaan kebudayaan yang dimiliki Amerika Serikat dan Jepang. Jadi, tenang saja kalau kamu masih bingung untuk urus persiapan semua dokumennya, kamu bisa hubungi konsultan Meddy untuk gabung Program Kelas Persiapan Luar Negeri yang Tersebar di 20 Negara, konsultasi beasiswa, Kelas TOEFL IBT & ITPIELTS, dan TOEIC di Mediamaz Scholar. Nggak hanya itu, ada juga pelayanan terbaik lainnya dengan jaminan harga termurah se-Indonesia seperti Jasa Penerjemah TersumpahJasa TranslatorJasa Proofreading, dan Jasa SKCK. Yuk, langsung hubungi kami by WhatsApp atau DM Ke Instagram @Mediamazscholar. Thanks ya Sob!

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top