Solusi Lengkap Beasiswa Luar Negeri – Mediamaz Scholar

logo - mediamaz scholar

Mediamaz Scholar

Member Of Mediamaz Group

Fathia Fairuza

Kisah Fathia Fairuza, Pelajar Sidoarjo yang Sukses Kuliah Hingga ke Jepang dan Amerika

Hai, Sobat Meddy. Kali ini kita akan berkenalan dengan Fathia Fairuza, seorang content creator yang menginspirasi anak muda dalam mewujudkan impian. Dengan mimpi besarnya untuk menjadi UN worker, ia berhasil meraih beasiswa S1 di Jepang, hingga melanjutkan S2 ke Amerika. Yuk kita bahas lebih lanjut tentangnya![1]

Program Kuliah

Cita-Cita Fathia Fairuza untuk Belajar di Luar Negeri

Perempuan asal Sidoarjo ini mulai memupuk mimpinya untuk berkuliah di luar negeri sejak duduk di bangku SMP. Saat itu ia tidak bisa mengikuti program pertukaran pelajar karena terhalang biaya. Impiannya baru terwujud ketika SMA. Ia berhasil terbang ke Madrid, Spanyol untuk mengikuti program pertukaran pelajar pada 2016.[1]

Setahun hidup mandiri di negeri orang, ia semakin memahami passion dan hal yang ingin dilakukan ke depannya. Cita-cita Fathia Fairuza untuk bekerja di United Nations (UN) pun berawal dari sini. Dirinya mulai membuat rencana detail tentang pendidikannya, termasuk aktivitas yang perlu dilakukan selama kuliah untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Buat kamu yang mau dibantu Meddy urus penerjemah dokumen tersumpah, bisa langsung hubungi WhatsApp

Menjadi United Nations Worker merupakan Salah Satu Mimpi Besar

Fathia Fairuza

Pertukaran pelajaran tidak selalu tentang peristiwa yang menyenangkan. Fathia sempat mengalami diskriminasi pada hari pertamanya di sekolah. Sang guru mengatakan bahwa ia harus melepas hijab, atau tidak akan diperbolehkan sekolah di sana. Padahal hal itu merupakan kewajiban dalam agamanya.[1]

Pengalaman ini membuka pikiran Fathia Fairuza pada isu diskriminasi yang terjadi di dunia. Ia menyadari haknya dalam mendapatkan edukasi terhalang, hanya karena atribut agama yang digunakan. Hak untuk menganut dan menjalankan ajaran agama pun seakan dirampas oleh sang guru.[1] 

Dibalik kejadian tersebut, Fathia menyadari bahwa masih banyak orang baik di sekitarnya. Teman-temannya yang juga murid pertukaran pelajar menjadi pihak yang paling pertama mendukungnya. Mereka bahkan menginisiasi kampanye untuk membantu Fathia mempertahankan haknya dalam menggunakan hijab dan belajar di sana.[1] 

Ribuan orang mendukungnya lewat kampanye tadi. Mereka menunjukkan dukungan lewat foto kertas bertuliskan “asking Fathia to remove her hijab is discrimination #WeStandWithFathia”. Foto tersebut banyak dikirimkan ke email maupun media sosial Fathia Fairuza. Petisi yang dibuatnya pada Change.org juga ditandatangani ribuan orang dalam semalam.

Didukung ribuan orang yang bahkan tidak mengenalnya secara personal membuat Fathia meyakini bahwa nilai kemanusiaan di dunia ini masih belum menghilang. Kejadian tersebut memantik keinginannya untuk membantu lebih banyak orang dalam menyuarakan hak-hak mereka. Oleh karena itu, dirinya menilai bergabung dengan United Nations adalah salah satu cara yang tepat.[1]

Pastikan Perjalananmu Aman dan Lancar dengan Visa Pelajar, WhatsApp Di Sini

Berhasil Dapat Beasiswa Kuliah S1 di Jepang

Kejadian yang dialaminya di Spanyol mengubah minat dan cita-cita Fathia Fairuza sepenuhnya. Ia pun mengganti seluruh rencananya setelah kembali ke Indonesia setahun kemudian. Sebelumnya, pelajar ini bermimpi untuk menjadi seorang pilot dan memilih jurusan IPA di sekolahnya dulu. Tidak bisa mengganti jurusan, ia kemudian membagi fokusnya untuk mempelajari dua topik, sains dan ilmu sosial.[1] 

Lulus SMA, Fathia ingin sepenuhnya fokus dalam ilmu sosial. Ia pun memilih untuk menekuni jurusan hubungan internasional. Ia turut berpikir bahwa study abroad akan memaksimalkan kesempatan dalam mewujudkan cita-cita barunya. Kisah Fathia kuliah S1 di Jepang dimulai setelah ia ditolak SBMPTN UI.

Pada 2018, Fathia diterima di jurusan International Relations and Peace Studies di Ritsumeikan Asia Pacific University. Fathia berhasil mendapatkan beasiswa 80% untuk menempuh pendidikan di universitas internasional yang terletak di Beppu, Jepang. Sejak itu, ia mulai membagikan ceritanya selama kuliah dan mulai dikenal sebagai education influencer di sini.[1]

“Aku berusaha ambil ilmu sebanyak-banyaknya. Aku kan dapat kesempatan belajar di sini, jadi ya kenapa aku nggak ambil ilmu yang banyak aja?” ungkap Fathia dikutip dari Podcast 15 Menitan, Selasa (21/03/23).

Perempuan yang lahir di Surabaya ini memanfaatkan masa perkuliahannya dengan maksimal. Ia terlibat dalam banyak kegiatan mahasiswa dan organisasi di sana. Perempuan ini juga mencetak banyak prestasi untuk kampusnya. Salah satunya adalah dengan memenangkan International Humanitarian Law Role Play Competition hingga berhasil dimuat dalam koran nasional Jepang.[1] 

Sejalan dengan cita-cita bekerja di UN, Fathia turut menggerakan komunitas Model United Nation (MUN) di kampusnya. Ia bahkan berhasil terpilih sebagai International MUN Top Ambassador. Segala prestasi yang diraih Fathia selama kuliah membuatnya menerima penghargaan Honors Program for Global Citizenship dan lulus dengan predikat tinggi, Magna Cumlaude.[1]

Mimpimu adalah Meraih Beasiswa? Hubungi Meddy Sekarang Melalui WhatsApp untuk Mendapatkan Mentorship Terbaik!

Diterima Dua Universitas Top Dunia, Lanjut S2 dengan LPDP

Selesai dengan studi di Jepang pada 2022, Fathia Fairuza langsung melanjutkan pendidikan master di negara lain. Perempuan yang menguasai lima bahasa ini berhasil mendapatkan beasiswa LPDP untuk kuliah S2 di luar negeri. Kecerdasannya bahkan membawa perempuan ini diterima di dua universitas bergengsi dunia, yaitu New York University dan Columbia University.[1]

Dihadapkan pada dua pilihan yang sulit, Fathia akhirnya memilih Universitas Columbia Graduate School of Arts and Sciences. Sebagai universitas yang terdaftar sebagai anggota Ivy League, tentunya kualitas pendidikan di sana tidak perlu dipertanyakan lagi. Sekarang adalah tahun kedua Fathia dalam menekuni human right studies di universitas yang merupakan anggota Ivy League.[1]

Alasan utama Fathia memilih Universitas Columbia adalah program yang dimiliki universitas ini lebih cocok dengan fokus risetnya, yaitu advokasi hak pada edukasi (right to education advocacy). Mereka juga memiliki resources pembelajaran yang lebih banyak melalui Human Rights Institute yang ada. Ditambah lagi, posisi universitas ini lebih dekat dengan United Nations Headquarter.[1]

Mudah dan Fleksibel Konsultasi Beasiswa Luar Negeri, WhatsApp Di Sini

Ciptakan Shape Your Life untuk Bantu Pelajar di Indonesia

Di tengah kesibukan kuliah, ia masih menyempatkan diri untuk berkontribusi lebih pada perkembangan masyarakat, khususnya para pelajar. Fathia Fairuza menjadi founder proyek Shape Of Life yang diinisiasi pada 2020. Shape of Life masih terus aktif dan berkembang hingga kini.[1] 

“Saya percaya pelajar dari area-area kecil, dari desa pun, punya potensi yang sama dengan mereka yang tinggal di kota. Namun, mereka kurang mendapat informasi dan membutuhkan lebih banyak dorongan dan motivasi untuk keluar dari zona nyaman dan memaksimalkan kompetensi mereka,” katanya dikutip dari wawancaranya bersama Student Blog APU, Selasa (21/03/2023).

Shape of Life adalah sebuah komunitas yang dibuat untuk membantu pelajar-pelajar di Indonesia dalam menggapai mimpi mereka untuk sekolah ke luar negeri. Proyek ini bertujuan memotivasi pelajar, utamanya yang berasal dari daerah-daerah kecil di Indonesia, agar mendapatkan pendidikan terbaik. Shape of Life ini juga tercipta berkat pengalaman pribadi Fathia.[1] 

Fathia sempat memberitahukan cita-citanya untuk bersekolah ke luar negeri kepada sang guru dan teman-teman di SMA. Bukan mendapat dukungan, impiannya malah dipertanyakan. Sang guru mengatakan bahwa dia tidak akan bisa berkuliah di luar negeri. Sebab mereka berasal dari sekolah kecil yang bahkan tidak terletak di kota besar.[1]

Fathia akhirnya menyiapkan segala keperluan kuliah sendiri dengan informasi yang sangat terbatas. Pengalaman ini yang membuatnya ingin membantu anak muda lain yang berencana kuliah ke luar negeri. Ditambah lagi, ia ingin membuktikan bahwa siapapun, orang dari daerah mana pun berhak mendapat pendidikan dengan kualitas tertinggi.[1]

Shape Your Life memanfaatkan Instagram (www.instagram.com/shapeyourlife.id) untuk memberikan informasi dan tips seputar kuliah ke luar negeri. Mereka seringkali membuat pertemuan daring seperti lain webinar bulanan, sesi mentoring, serta live Instagram dengan bintang tamu inspiratif. Kedepannya, mereka berencana untuk mengadakan acara tatap muka langsung, seperti mendatangi sekolah untuk mengedukasi pelajar.

Nyaman Study Abroad dengan Visa Pelajar, WhatsApp Di Sini

Jalani Passion dengan Karakter Tangguh Adalah Modal Sukses

Founder Shape Your Life ini memaparkan bahwa usahanya mewujudkan mimpi untuk berkuliah di luar negeri tidaklah mudah. Dibalik kesuksesannya, Fathia Fairuza sudah menghadapi ratusan kegagalan. Tidak gampang menyerah dan bersikap tangguh adalah modal utama yang membawanya pada keberhasilan saat ini.[1]

“Be resilient. I get rejected many times. But, after the initial bout of disappointment, I pick myself back up and try to improve myself each time. Everyone falls, you just have to learn to land on your feet,” ujar Fathia dikutip dari APUINA, Selasa (21/03/23).

Kegagalan tidak bisa terhindarkan dalam sebuah jalan menuju kesuksesan. Kita tentu berhak merasa sedih dan kecewa dengan kegagalan tersebut. Namun, sama seperti yang dikatakan Fathia, kita harus kembali bangkit dan terus mengembangkan diri.[1]

“Semua berasal dari rasa suka dan passion, jadi capek akan tergantikan ketika we achieve something in our short term goal. Kalau terus-terusan merasa capek, ask yourself whether it’s really something you like or not. If you like something, you’ll enjoy doing it,” ungkapnya dikutip dari Podcast 15 Menitan, Selasa (21/03/23).

Fathia memaparkan bahwa merasa lelah ketika berupaya mewujudkan impian adalah hal yang wajar. Ia pun pernah mengalami hal yang sama. Fathia Fairuza kemudian mengungkapkan disinilah pentingnya menjalani sesuatu berdasarkan passion. Semua lelah itu akan terbayar ketika kita berhasil meraih hal yang kita senangi dan harapkan.

Baca juga: Penuh Prestasi, Dimas Andra Saputra Lulus Pertama Angkatan 2013 Teknik Industri

Layanan Beasiswa

Apa Yang Bisa Meddy Bantu?

Itulah info mengenai profil Fathia Fairuza. Jadi, tenang saja kalau kamu masih bingung untuk urus persiapan semua dokumennya, kamu bisa hubungi konsultan Meddy untuk gabung Program Kelas Persiapan Luar Negeri yang Tersebar di 20 Negara, konsultasi beasiswa, Kelas TOEFL IBT & ITPIELTS, dan TOEIC di Mediamaz Scholar. Nggak hanya itu, ada juga pelayanan terbaik lainnya dengan jaminan harga termurah se-Indonesia seperti Jasa Penerjemah TersumpahJasa TranslatorJasa Proofreading, dan Jasa SKCK. Yuk, langsung hubungi kami by WhatsApp atau DM Ke Instagram @Mediamazscholar. Thanks ya Sob!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top