Jurusan kedokteran tetap menjadi pilihan utama di Korea Selatan hingga saat ini. Tahun 2022, sebanyak 3058 pelamar dengan peringkat 4000 teratas dalam Computerized Scholastic Ability Test (CSAT) berhasil diterima di jurusan kedokteran. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan untuk masuk jurusan kedokteran sangatlah ketat dan menempatkannya sebagai jurusan yang sangat diminati. Hal ini membuat banyak dosen dan peneliti di bidang teknik atau science menjadi khawatir. Kira-kira apa saja yang menyebabkan banyak pelajar Korea Selatan terobsesi dengan jurusan kedokteran?[1]
Kenapa Jurusan Kedokteran Memiliki Banyak Peminat?
Jurusan kedokteran merupakan salah satu jurusan paling diminati di Korea Selatan. Setiap tahunnya, ribuan pelajar berlomba-lomba untuk diterima di program studi ini. Tingkat persaingannya sangat tinggi dan menjadi salah satu yang paling kompetitif di dunia. Persyaratan akademik yang tinggi juga menjadi faktor utama dalam seleksi penerimaan di jurusan ini.[1]
Selain itu, biaya pendidikan juga cukup mahal, terutama bagi mahasiswa yang ingin kuliah di universitas yang terkenal di Korea Selatan. Namun, berkat reputasi dan kualitas pendidikan yang baik, jurusan kedokteran di Korea Selatan dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia dan banyak diminati oleh mahasiswa dari seluruh dunia.[1]
Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, kebutuhan akan tenaga medis di Korea Selatan pun semakin besar. Itu sebabnya, meskipun persaingannya sangat ketat, banyak orang yang masih memilih untuk meniti karir di bidang kedokteran di Korea Selatan.
Baca juga: Menggali Penyebab Penurunan Jumlah Dokter Bedah di Korea Selatan
Tingginya Minat ke Jurusan Kedokteran Justru Membuat Khawatir

Saat ini, terdapat banyak les dan kursus khusus yang disediakan untuk anak-anak yang bercita-cita menjadi dokter di Korea. Obsesi untuk menjadi dokter bahkan lebih besar dari obsesi untuk diterima di universitas-universitas top seperti SNU, KOREA, dan Yonsei beberapa tahun yang lalu. Bahkan, di antara siswa-siswa yang mengulang tahun, minat untuk menjadi dokter sangatlah tinggi.[1]
Data menunjukkan bahwa sebanyak 1.874 mahasiswa SKY memutuskan untuk keluar atau mengundurkan diri dari kuliah mereka untuk mencoba lagi mengikuti ujian masuk perguruan tinggi (CSAT – UTBK-nya Korea Selatan). Tercatat sebanyak 1.421 mahasiswa yang keluar berasal dari jurusan teknik. Mereka keluar atau mengundurkan diri dari kampus mereka dengan tujuan untuk mencoba masuk ke jurusan kedokteran atau farmasi.[1]
Salah satu lembaga pendidikan atau kursus bahkan merekrut banyak mahasiswa kedokteran untuk mengikuti kelas mereka. Seorang guru SMA juga menyatakan bahwa belakangan ini banyak siswa yang tertarik untuk memilih jurusan kedokteran karena dianggap sebagai jurusan yang sedang tren.[1]
Upaya Dosen & Peneliti untuk Meningkatkan Minat Terhadap Jurusan Teknik dan Science
Mengapa orang Korea Selatan sangat bersemangat untuk menjadi dokter? Mahasiswa kedokteran yang merupakan lulusan dari sekolah ilmu pengetahuan dan teknologi berkata, “Jika Anda memilih jurusan teknik atau sains, Anda harus menjadi orang yang paling pintar untuk memiliki peluang sukses di masa depan. Namun, jika Anda memilih kedokteran, bahkan menjadi orang biasa-biasa saja di bidang ini akan memberikan masa depan yang jauh lebih sukses.”
Dari pernyataan mahasiswa tersebut, terlihat bahwa menjadi dokter di bidang MIPA/teknik tidak menjamin apa pun. Satu-satunya pekerjaan yang stabil dengan penghasilan yang jelas adalah menjadi dosen, tetapi kesempatan lowongan kerja sangat terbatas. Selain itu, kesempatan untuk bekerja sebagai peneliti penuh waktu juga sangat jarang.[1]
Saat ini, banyak dosen dan professor di bidang teknik dan sains yang berupaya agar tidak ada batasan umur maksimal bagi peneliti yang memperoleh dana dari pemerintah (saat ini batasan umur pensiunnya 50 tahun). Hal ini dilakukan dengan harapan dapat mendorong semakin banyak generasi muda untuk tertarik dan berkarir di bidang teknik dan sains.[1]
Faktor Yang Mempengaruhi
Budaya Korea Selatan memiliki pengaruh besar terhadap minat orang Korea Selatan dalam bidang kedokteran. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah peran penting keluarga dalam kehidupan orang Korea Selatan. Orang tua di Korea Selatan memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap masa depan anak-anak mereka, dan menjadi dokter dianggap sebagai profesi yang prestisius dan dihormati.[1]
Selain itu, nilai-nilai pendidikan dan kerja keras juga sangat dihargai di Korea Selatan. Sebagai hasilnya, banyak orang Korea Selatan yang cenderung memilih bidang studi yang dianggap paling bergengsi, dan kedokteran menjadi salah satu pilihan utama mereka. Tidak hanya itu, pengaruh drama Korea juga turut mempengaruhi minat orang Korea Selatan dalam bidang kedokteran.[1]
Banyak drama Korea yang menampilkan karakter dokter yang sukses dan terhormat. Sehingga profesi ini menjadi semakin populer di kalangan masyarakat Korea Selatan. Dalam kultur Korea Selatan, menjadi dokter juga dianggap sebagai jalan yang baik untuk membantu masyarakat dan memberikan pengaruh positif dalam kehidupan orang lain. Semua faktor ini menjadikan minat orang Korea Selatan dalam bidang kedokteran lebih tinggi dibanding memilih jurusan teknik atau science.
Meskipun jurusan teknik dan science juga sangat penting dalam pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, minat orang Korea Selatan terhadap jurusan tersebut cenderung kurang. Salah satu alasan utamanya adalah karena kurangnya reputasi dan nilai prestise yang dianggap lebih rendah dibandingkan dengan jurusan kedokteran.[1]
Orang Korea Selatan juga cenderung menganggap bahwa jurusan tersebut tidak memiliki peluang karir yang baik dan tidak menjanjikan dalam hal finansial. Faktor lainnya adalah persaingan yang sangat ketat di bidang tersebut, sehingga mempersulit para pelajar untuk meraih kesuksesan di masa depan.[1]
Terlebih lagi, orang Korea Selatan seringkali menganggap bahwa bekerja sebagai teknisi atau ilmuwan kurang bergengsi dibandingkan dengan bekerja sebagai dokter. Semua faktor tersebut menjadikan jurusan kedokteran sebagai pilihan utama bagi banyak orang Korea Selatan. Hal ini juga menjadikan jurusan teknik dan science kurang diminati.[1]
Apa Yang Bisa Meddy Bantu?
Itulah info mengenai beasiswa luar negeri di bulan Maret 2023. Jadi, tenang saja kalau kamu masih bingung untuk urus persiapan semua dokumennya, kamu bisa hubungi konsultan Meddy untuk gabung Program Kelas Persiapan Luar Negeri yang Tersebar di 20 Negara, konsultasi beasiswa, Kelas TOEFL IBT & ITP, IELTS, dan TOEIC di Mediamaz Scholar. Nggak hanya itu, ada juga pelayanan terbaik lainnya dengan jaminan harga termurah se-Indonesia seperti Jasa Penerjemah Tersumpah, Jasa Translator, Jasa Proofreading, dan Jasa SKCK. Yuk, langsung hubungi kami by WhatsApp atau DM Ke Instagram @Mediamazscholar. Thanks ya Sob!