Solusi Lengkap Beasiswa Luar Negeri – Mediamaz Scholar

logo - mediamaz scholar

Mediamaz Scholar

Member Of Mediamaz Group

bullying

Menguak Isu Bullying yang Disinggung dalam Drama Korea The Glory

Halo, Sobat Meddy! Adakah dari kalian yang hobi menonton drama Korea? Judul The Glory mungkin tidak lagi terdengar asing bagi kalian. Drama ini sukses menarik perhatian warga Korea Selatan hingga masyarakat internasional. Kisahnya dilandasi dari kasus bullying, mari kita bahas lebih lanjut seputar isu tersebut.[1]

Drama The Glory: Plot yang Berakar dari Kasus Bullying

Drama Korea terbaru yang dibintangi Song Hye Kyo menuai kesuksesan besar sejak perilisannya dalam dua season. Drakor ini ditayangkan melalui platform layanan video OTT, Netflix. Sesaat setelah perilisan, The Glory season satu menduduki posisi Top 5 Global di Netflix dan bertahan dalam posisi Top 10 selama lima minggu. Serial drama ini juga menduduki posisi pertama dalam Netflix di 26 negara, termasuk Hongkong, Jepang, dan Indonesia.[1]

Tidak berhenti di situ, season dua yang baru dirilis awal Maret kemarin pun kembali menuai respon yang baik. The Glory langsung masuk dalam Top 3 Global Netflix ketika rilis. Mereka juga menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar drama dan film Korea yang tersebar di berbagai penjuru dunia.[1]

Cerita dalam drama The Glory dilandasi dari aksi bullying yang dilakukan beberapa teman sekolah Moon Dong Eun kepadanya. Ia mencoba melaporkan mereka pada pihak berwenang, tetapi diabaikan lantaran salah satu pelaku datang dari keluarga terpandang. Dong Eun mengalami trauma berat hingga memutuskan berhenti sekolah karena tidak tahan menghadapi perundungan keji setiap hari.[1]

Plot drama berfokus menceritakan bagaimana Dong Eun, 18 tahun kemudian, melancarkan aksi balas dendam pada orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya. Drama ini turut menggambarkan bagaimana korban umumnya tidak hanya membenci pelaku bully. Namun juga pada orang di sekitar yang tetap diam dan tidak peduli bahkan ketika menyaksikan perundungan.[1]

Apa itu Bullying?

bullying
Source : Unsplash

Bullying bisa dibilang sebagai salah satu wajah kelam Korea Selatan. Berdasarkan survei Kementerian Pendidikan Korea Selatan pada 2022, sebanyak 41,7% siswa mengaku pernah mendapatkan kekerasan verbal, 14,5% siswa menjadi korban bullying, dan 12,4% mendapat kekerasan fisik. Persentase ini bahkan diperkirakan jauh lebih tinggi dalam kenyataannya, karena banyak korban tidak melapor.[1]

Bullying merujuk pada tindakan merendahkan dan agresif yang dilakukan secara terus menerus dalam periode tertentu. Perilaku agresif yang terjadi dapat berupa kekerasan secara verbal, fisik, serta psikologis. Bullying kerap ditandai dengan adanya perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban, dimana pelaku merasa memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dan lebih kuat dibandingkan korban. Hal itu jugalah yang menjadi salah satu faktor penyebab bullying.[1]

Mudah dan Fleksibel Konsultasi Beasiswa Luar Negeri, WhatsApp Di Sini

Isu bullying yang digambarkan dalam drama The Glory sendiri merupakan salah satu yang tergolong keji. Tidak hanya menggambarkan kekerasan verbal, The Glory menampilkan kekerasan fisik hingga pelecehan yang dilakukan beberapa siswa di sekolah terhadap Dong Eun. Beberapanya adalah menempelkan alat catok rambut yang panas ke kulit Dong Eun, mencium paksa, hingga menyiram air hingga seragamnya transparan.[1]

Program Kuliah

Nyaman Study Abroad dengan Visa Pelajar, WhatsApp Di Sini

Bukan hanya di sekolah, aksi bullying juga bisa terjadi di berbagai lingkungan seperti tempat kerja hingga lingkungan sosial. Aksi ini juga dapat terjadi secara online, yang kemudian disebut sebagai cyberbullying. Cyberbullying terjadi ketika orang menggunakan media sosial ataupun platform online lainnya untuk mengintimidasi, mempermalukan, dan merendahkan orang lain.[1]

Selalu Merugikan, Begini Dampak Buruk Bullying

Drama The Glory cukup mampu memberikan gambaran bagaimana bullying dapat berakibat buruk pada korban. Jika merujuk pada karakter Moon Dong Eun, perundungan membuat jiwa dan hidupnya berantakan. Trauma fisik dan psikologis membuatnya tidak lagi merasa hidup. Hal tersebut dapat mengilustrasikan bagaimana perundungan dapat berdampak serius pada kesejahteraan mental korban. Tidak sedikit korban bully yang kehilangan kepercayaan diri, mengalami kecemasan dan depresi, bahkan hingga berpikir untuk mengakhiri hidup.[1]

Mimpimu adalah Meraih Beasiswa? Hubungi Meddy Sekarang Melalui WhatsApp untuk Mendapatkan Mentorship Terbaik!

Perundungan juga dapat berdampak pada kesejahteraan fisik korban, utamanya pada mereka yang mengalami kekerasan fisik. Kekerasan ini dapat mengakibatkan cedera, mulai dari memar, lebam, hingga patah tulang. Tekanan yang terjadi pada korban juga dapat menimbulkan sakit secara fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, kesulitan bernafas, dan masalah kesehatan lain akibat kecemasan. Sakit tersebut pun dapat berdampak dalam jangka panjang jika tidak diatasi.[1]

Kesulitan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dengan orang lain juga termasuk sebagai salah satu dampak bullying. Aksi perundungan yang menimpa korban dapat membuat mereka sulit mempercayai orang lain. Mereka berpotensi merasa malu, tidak aman, dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk membangun hubungan dalam lingkungan sosial.[1]

Tips Mencegah dan Menghadapi Bullying 

Dibutuhkan kerja sama dan kekompakkan berbagai pihak untuk memastikan aksi perundungan tidak terjadi di lingkungan sekitar kita. Pertama, kita perlu menjadi sosok yang peka dan mendeteksi hal-hal yang berpotensi sebagai bullying sedini mungkin. Misalnya, menghina atau menjadikan fisik orang lain sebagai candaan, merampas benda atau bercanda dengan cara menyakiti fisik. Kita perlu menegur dan mengingatkan orang yang bertindak demikian agar nantinya tidak berkembang menjadi perundungan.[1]

Buat kamu yang mau dibantu Meddy urus penerjemah dokumen tersumpah, bisa langsung hubungi WhatsApp

Sosialisasi terkait aksi bully pun termasuk sebagai langkah penting untuk tindakan pencegahan. Edukasi yang baik dan mumpuni tentang wujud perundungan dan bagaimana hal tersebut akan berdampak buruk pada korban dapat membantu mengurangi potensi tindakan bully. Sosialisasi dapat berbentuk dalam berbagai hal, misalnya penyuluhan, kampanye anti-bullying secara daring di media sosial, atau melalui poster-poster yang dipasang di lingkungan sekitar kita.[1]

Selain upaya pencegahan, kita juga perlu menunjukkan bahwa para korban bullying mendapatkan dukungan penuh di lingkungannya. Para korban umumnya merasa takut dan cemas. Oleh karena itu, kita perlu memberikan pendampingan dan menunjukkan dukungan pada mereka agar mereka merasa aman. Dengan demikian, mereka tidak akan merasa sendirian dan dapat kembali membangun kepercayaan dirinya.[1]

Pastikan Perjalananmu Aman dan Lancar dengan Visa Pelajar, WhatsApp Di Sini

Layanan Beasiswa

Baca Juga : Surya Sahetapy, Wisudawan Tunarungu Dan Sabet Predikat Cum Laude Di New York

Apa Yang Bisa Meddy Bantu?

Itulah informasi mengenai bullying yang ada pada drama korea, The Glory. Tenang saja kalau kamu masih bingung untuk urus persiapan semua dokumennya, kamu bisa hubungi konsultan Meddy untuk gabung Program Kelas Persiapan Luar Negeri yang Tersebar di 20 Negara, konsultasi beasiswa, Kelas TOEFL IBT & ITPIELTS, dan TOEIC di Mediamaz Scholar. Nggak hanya itu, ada juga pelayanan terbaik lainnya dengan jaminan harga termurah se-Indonesia seperti Jasa Penerjemah TersumpahJasa TranslatorJasa Proofreading, dan Jasa SKCK. Yuk, langsung hubungi kami by WhatsApp atau DM Ke Instagram @Mediamazscholar. Thanks ya Sob!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top