Halo Sobat! Adakah dari kalian yang senang ikut organisasi relawan? Meddy juga punya kisah dedikatif dari seorang dosen bernama Ahmad Junaidi yang mengabdi kepada bangsa dengan caranya sendiri. Ahmad sukses mendirikan yayasan berbasis kerelawanan untuk memfasilitasi anak-anak di Lombok belajar Bahasa Inggris. Yuk, kita simak kisahnya.[1]
Mudah dan Fleksibel Konsultasi Beasiswa Luar Negeri, WhatsApp Di Sini
Sukses Menempuh Pendidikan Hingga S3 Berkat Beasiswa
Ahmad Junaidi adalah seorang dosen asal Lombok yang mengajar di Universitas Mataram yang terletak di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ia mengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sejak 2014 hingga kini. Ahmad memiliki keahlian dalam bidang pendidikan Bahasa Inggris.[1]
Sejak masih sekolah, pria yang akrab dipanggil Juned ini sudah bermimpi untuk menjadi seorang pengajar. Namun, keterbatasan ekonomi membuatnya tidak punya rencana melanjutkan pendidikan hingga sarjana. Ahmad kemudian mendapat kesempatan kuliah berkat kecerdasan yang dimilikinya.[1]
Nyaman Study Abroad dengan Visa Pelajar, WhatsApp Di Sini
Ia lulus SMA dengan nilai yang cemerlang, membuatnya meraih posisi keempat dalam peringkat nilai Ujian Nasional tertinggi se-provinsi. Ahmad kemudian menerima beasiswa dari salah satu universitas swasta di Lombok. Namun akhirnya ia memilih berkuliah di salah satu universitas negeri terbaik di sana, yaitu Universitas Mataram.[1]
Ia juga mendapatkan beasiswa dan bergantung sepenuhnya dari sana selama berkuliah di Universitas Mataram. Ahmad Junaidi berhasil lulus setelah 4 tahun menempuh ilmu Pendidikan Bahasa Inggris. Ia meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dan mendapat gelar kehormatan cumlaude karena nilai yang tinggi.[1]
Selesai kuliah S1, Ahmad kembali mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Ia dianugerahi beasiswa dari program Australia Awards Scholarships. Tidak tanggung-tanggung, Ahmad Junaidi meraih beasiswa untuk menjalani pendidikan master dan doktor di Australia.[1]
Mimpimu adalah Meraih Beasiswa? Hubungi Meddy Sekarang Melalui WhatsApp untuk Mendapatkan Mentorship Terbaik!
Pria kelahiran Lombok Tengah ini memperdalam ilmu linguistik terapan di University of Adelaide selama 3 tahun. Ahmad lulus dengan nilai cumlaude dan meraih gelar Master of Arts pada 2013. Lanjut pada jenjang S3, ia berhasil menyandangkan gelar PhD dalam bidang Teacher Education and Professional Development dari Monash University Australia pada 2022.[1]
Ketertarikan Ahmad Junaidi pada Bahasa Inggris
Rasa suka pria ini pada bahasa Inggris tidak perlu diragukan lagi. Ia sudah menekuni bidang ilmu bahasa Inggris sejak berkuliah pada tahun 2005. Ahmad Junaidi sudah memiliki ketertarikan pada bahasa ini sejak lama. Namun, perjalanannya dalam mempelajari ilmu tersebut tidaklah mulus.[1]
Ahmad tidak memiliki privilege dalam mempelajari bahasa Inggris. Orang tuanya saat itu bahkan tidak bisa membaca dan menulis. Terlepas dari rasa sukanya itu, ia bahkan pernah mendapat nilai nol pada ujian bahasa Inggris di sekolah lantaran tidak banyak memahami soal tata bahasa (grammar).[1]
Hal tersebut tidak melunturkan semangatnya untuk belajar. Ia berusaha lebih keras dalam memahami bahasa tersebut hingga ikut serta dalam tim debat bahasa Inggris di sekolah. Ahmad Junaidi bahkan sempat memenangkan lomba debat tingkat provinsi. Kegigihannya membuahkan hasil sukses.[1]
Ahmad Junaidi juga Aktif sebagai Relawan Bidang Edukasi

Ahmad memiliki kepedulian yang tinggi pada isu-isu yang terjadi di masyarakat, khususnya yang terkait dengan edukasi dan literasi. Di luar kesibukannya sebagai dosen, ia banyak menghabiskan waktunya sebagai aktivis bidang pendidikan. Salah satu proyek besar yang dijalankannya adalah Yayasan Jage Kastare.[1]
Ahmad Junaidi bersama teman-temannya mendirikan Jage Kastare Foundation (JKF) pada 2013, sesaat setelah dirinya lulus dari program master di University of Adelaide. Hal ini diinisiasi setelah mereka rutin mengajar anak-anak di desa. Sejak itu, Ahmad terpikir menciptakan organisasi yang lebih terstruktur untuk kegiatan yang mereka lakukan. Program Jage Kastare diawali di Desa Ungga, tempat tinggal Ahmad.[1]
Yayasan Jage Kastare merupakan komunitas yang berbasis pada kerelawanan. Yayasan ini didirikan dengan tujuan mendukung dan memajukan pendidikan anak-anak di daerah yang kurang terjangkau oleh pemerintah di Lombok. Mereka membuka kelas bahasa Inggris dengan harapan bahasa tersebut bisa menjadi modal keterampilan mereka ke depannya.[1]
“Anak-anak di sini memiliki masalah dengan keaksaraan dasar, dan saat mereka berusia pertengahan remaja, mereka memiliki masalah besar dengan keterampilan pemahaman teks mereka,” ujar Ahmad Junaidi dikutip dari Detik.com, Selasa (28/03/23).
Kemampuan bahasa Inggris masyarakat di sekitarnya masih tergolong rendah. Padahal bahasa tersebut merupakan alat untuk mempelajari banyak ilmu di dunia, mengingat bahasa Inggris yang paling banyak digunakan di lingkup internasional. Ditambah lagi, bahasa ini pun penting untuk mereka yang tinggal di daerah pariwisata mancanegara seperti Lombok.[1]
Buat kamu yang mau dibantu Meddy urus penerjemah dokumen tersumpah, bisa langsung hubungi WhatsApp
Sekalipun anak-anak di sana mungkin tidak langsung ahli dalam berbahasa Inggris, Ahmad menyampaikan bahwa kelas bahasa yang diajarkan juga bisa meningkatkan kemampuan literasi. Belajar bahasa bisa meningkatkan kesadaran anak pada huruf dan bunyi. Ia mengungkapkan bahwa masalah literasi di Indonesia masih sangatlah besar. Jage Kastare adalah wujud nyata Ahmad dalam membantu menyelesaikan masalah ini.[1]
Sekilas tentang Program Jage Kastare yang Dibentuk Ahmad Junaidi
Sudah berdiri selama sepuluh tahun, Yayasan Jage Kastare kini memiliki beberapa program utama. Program kelas bahasa Inggris gratis adalah program paling pertama yang dimiliki mereka. Kelas English for Young Learners membagi kemampuan anak-anak dalam 4 level yaitu Crawler, Walker, Runner, dan Flyer. Kelas ini diajarkan dengan konsep belajar sambil bermain.[1]
“Setiap kegiatan adalah kegiatan belajar. Jika mereka menyukai pengalaman belajar, mereka akan lebih termotivasi,” kata Ahmad Junaidi dikutip dari Detik.com, Selasa (28/03/23).
Pada tahun pertama, tim Jage Kastare bisa sampai mengajar 100-150 anak yang berasal dari desa Ungga dan sekitarnya. Untuk memaksimalkan proses pembelajaran, mereka sempat membagi kelas hingga memangkas jumlah murid hingga 60 orang. Mereka juga menyediakan buku ajar yang menyesuaikan kebutuhan siswanya.[1]
Program kedua adalah Jage Kastare Charity Shop yang juga berkaitan dengan program ketiga mereka, yaitu Lombok Equality Scholarship. Para relawan Jage Kastare biasanya akan mengumpulkan donasi berupa barang layak pakai seperti pakaian dan peralatan rumah tangga. Barang akan dijual ke beberapa desa sekitar dengan harga yang lebih terjangkau, terkadang juga dijual di acara car free day.[1]
Keuntungan yang didapat akan dialokasikan untuk beasiswa Jage Kastare. Program beasiswa kuliah ini diberikan pada 5 pelajar berprestasi yang memiliki keterbatasan ekonomi. Selain itu, Yayasan ini juga punya program tanggap bencana untuk memberikan bantuan apabila terjadi bencana di sekitar.[1]
Jage Kastare Foundation Diharapkan Dapat Jadi Pionir Komunitas Serupa
Ahmad berharap Yayasan Jage Kastare dapat memotivasi anak muda lain untuk ikut membuat komunitas serupa di lingkungan mereka. Sehingga anak-anak di tiap daerah dapat terbantu untuk meningkatkan kemampuan literasi dan berbahasa mereka. Ia memandang bahwa pemerintah perlu bantuan untuk mengatasi masalah literasi ini.[1]
“Indonesia tidak bisa mengatasi masalah pendidikan kalau kita tidak turun. Itu dari sisi keterlibatan masyarakat sipil dalam upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan di sekitar kita,” ujar Ahmad Junaidi terkait latar belakangnya mendirikan Jage Kastare, dikutip dari Podcast Basuara, Selasa (28/03/23).
Menurutnya, masalah literasi yang terjadi saat ini merupakan masalah penting yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Kemampuan literasi yang baik akan membuat mereka berada dalam taraf ekonomi yang lebih baik. Oleh karena itu, warga sipil perlu bergerak memberikan dukungan tenaga dalam memajukan kualitas masyarakat di sekitarnya.[1]
Prinsip Ahmad Junaidi, Berikan Bantuanmu Sebaik Mungkin
Sekitar sepuluh tahun terjun dalam dunia aktivis dan kerelawanan, Ahmad Junaidi memaparkan bahwa menjadi relawan di bidang pendidikan adalah hal yang menyenangkan. Ia berpesan untuk melakukannya sebaik mungkin dan pahami juga bagaimana dampaknya. Dengan begitu kita akan lebih termotivasi dalam berkegiatan.[1]
“Terserah apa motivasi kalian dalam membantu orang, tapi apapun itu, lakukan dengan baik dan ukur dampaknya. Karena mengetahui dampak yang baik kemudian akan membuat kita menjadi lebih bersemangat untuk melakukan kegiatan sosial kerelawanan,” ujar Ahmad Junaidi dikutip dari Podcast Basuara, Selasa (28/03/23).
Tidak hanya soal urusan relawan, kita pun perlu memperhatikan orang terdekat kita lebih dulu. Utamanya generasi-generasi muda. Perhatikan dan pastikan mereka memiliki kemampuan literasi yang mumpuni. Misalnya, anak usia 7-9 tahun seharusnya sudah mampu membaca 45-60 kata dalam semenitnya.[1]
Pastikan Perjalananmu Aman dan Lancar dengan Visa Pelajar, WhatsApp Di Sini
Baca Juga : Mengenal Wanita Lulusan Penerbangan di Amerika, Nadine Kaiser
Apa Yang Bisa Meddy Bantu?
Itulah info mengenai profil Ahmad Junaidi yang pastinya sangat inspiratif. Jadi, tenang saja kalau kamu masih bingung untuk urus persiapan semua dokumennya, kamu bisa hubungi konsultan Meddy untuk gabung Program Kelas Persiapan Luar Negeri yang Tersebar di 20 Negara, konsultasi beasiswa, Kelas TOEFL IBT & ITP, IELTS, dan TOEIC di Mediamaz Scholar. Nggak hanya itu, ada juga pelayanan terbaik lainnya dengan jaminan harga termurah se-Indonesia seperti Jasa Penerjemah Tersumpah, Jasa Translator, Jasa Proofreading, dan Jasa SKCK. Yuk, langsung hubungi kami by WhatsApp atau DM Ke Instagram @Mediamazscholar. Thanks ya Sob!