Solusi Lengkap Beasiswa Luar Negeri – Mediamaz Scholar

logo - mediamaz scholar

Mediamaz Scholar

Member Of Mediamaz Group

Dokter Bedah

Menggali Penyebab Penurunan Jumlah Dokter Bedah di Korea Selatan

Hai sobat Meddy! Buat kalian pencinta drakor (drama Korea) pasti sudah tidak asing lagi dengan drakor Hospital Playlist. Hospital Playlist sendiri bercerita mengenai kisah persahabatan lima orang yang terjalin sejak mereka masuk sekolah kedokteran 20 tahun lalu. Di Korea Selatan, dokter merupakan salah satu pekerjaan yang sangat positif. Tapi nih, ternyata jumlah dokter bedah di Korea Selatan ternyata mengalami penurunan. Lho, Kok bisa? bukannya dokter merupakan pekerjaan yang paling disukai? Buat sobat Meddy yang penasaran, yuk simak artikel lengkapnya dibawah ini![1]

Program Kuliah

Lika-Liku Menjadi Dokter di Korea Selatan

Menurut “Medical Policy Forum” yang diterbitkan oleh Korean Medical Association, dokter adalah profesional dengan peringkat kredibilitas tertinggi di Korea Selatan, mencapai 90,7%. Oleh karena itu, status sosial dokter di Korea Selatan sangat tinggi. Dokter juga menjadi salah satu pekerjaan yang paling diidamkan oleh siswa dan orang tua. Selain itu, pendapatan dokter juga termasuk dalam kategori yang paling diinginkan di negara tersebut.

Untuk menjadi dokter bukanlah hal yang mudah. Pertama kamu harus lolos ujian masuk sekolah kedokteran. Selanjutnya kamu wajib mengikuti 6 tahun sekolah kedokteran, ujian nasional dokter, 1 tahun magang, 4 tahun residen, dan ujian spesialis. Ternyata cukup sulit ya Sob, maka dari itu profesi dokter memang tidak untuk semua orang.[1]

Berkurangnya Dokter Bedah di Korea Selatan

Meskipun kedokteran masih menjadi salah satu profesi yang disukai di Korea Selatan, namun jumlah dokter bedah di negeri Ginseng malah mengalami penurunan. Hal ini menjadi masalah yang semakin memprihatinkan. Masalah semakin diperparah oleh fakta bahwa banyak dokter bedah yang sudah memasuki masa pensiun, sementara jumlah dokter bedah muda yang masuk ke profesi semakin berkurang.[1]

Kekurangan dokter bedah di Korea Selatan juga telah menyebabkan masalah kesehatan masyarakat, seperti waktu tunggu yang lama untuk operasi dan peningkatan biaya perawatan kesehatan. Dokter bedah sendiri memainkan peran yang sangat penting dalam sistem kesehatan, terutama dalam menangani masalah yang memerlukan intervensi operasi. Mereka bertanggung jawab untuk melakukan tindakan pembedahan dengan menggunakan teknologi canggih dan memenuhi standar medis yang ketat. Dokter bedah juga berperan dalam merawat pasien pra dan pasca operasi serta mengawasi perawatan pasien yang rumit.[1]

Keahlian dan pengalaman dokter bedah menjadi kunci dalam menjamin keberhasilan operasi dan memastikan pemulihan pasien berjalan dengan lancar. Tanpa dokter bedah, sistem kesehatan akan kehilangan satu elemen penting dan pasien mungkin tidak akan menerima perawatan yang tepat. Oleh karena itu, penting bagi Korea Selatan dan negara lainnya untuk memastikan bahwa jumlah dokter  memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan kesehatan yang berkualitas.[1]

Penyebab Berkurangnya Dokter Bedah di Korea Selatan

Dokter Bedah
Sumber: Unsplash

Mengutip dari twit @tang__kira, terdapat beberapa alasan kenapa Korea Selatan mengalami penurunan jumlah dokter bedah:

  • Jumlah jam kerja yang kurang manusiawi. Hal ini menyebabkan banyak orang berpikir bahwa menjadi dokter spesialis bedah akan menyebabkan pendek uasia.
  • Meskipun memiliki banyak uang, hidupnya akan terus-menerus berada di rumah sakit.
  • Intensitas kerja yang terlalu tinggi.
  • Bahkan ada yang merasa bahwa pekerjaan ini ternyata tidak sesuai dengan kemampuan mereka.

Mr. Seo, salah satu mahasiswa yang lagi ambil spesialisasi neurosurgeon/bedah saraf bilang dia memilih untuk menyerah dan mengundurkan diri karena liat profesornya melakukan 4-5 operasi sehari dan itu bisa sampai 3 jam atau lebih. Badan dia tidak kuat dan kalau lanjut malah besok-besok dia yang dioperasi.[1]

Faktor Lainnya

Beberapa faktor lainnya antara lain persaingan yang ketat, biaya pendidikan yang tinggi, dan kekurangan motivasi dari generasi muda. Persaingan yang ketat di antara siswa di Korea Selatan menyebabkan hanya sejumlah kecil dari mereka yang memilih profesi dokter bedah. Hal ini disebabkan oleh standar yang tinggi untuk masuk ke perguruan tinggi kedokteran dan spesialisasi bedah, serta tingginya persaingan untuk mendapatkan kursi di perguruan tinggi.[1]

Selain itu, biaya pendidikan yang tinggi menjadi hambatan bagi banyak orang, terutama dari keluarga yang tidak mampu. Generasi muda juga kurang termotivasi untuk memilih karir sebagai dokter bedah karena tuntutan pekerjaan yang tinggi, jam kerja yang panjang, dan beban kerja yang berat.[1]

Sementara dari pihak rumah sakit, mereka bilang kalau mereka mengeluarkan uang banyak banget buat beli alat-alat teknologi terbaru. Sehingga pihak RS tidak bisa menggaji residen dan koas dengan layak. Pihak rumas sakit juga tergantung sama tenaga residen apa koas supaya tidak boncos dan bangkrut.

Bahkan mayoritas dokter bedah plastik di Gangnam itu awalnya bukan spesialisasi plastic surgery. Biasanya dokter spesialisasi operasi di bidang lain yang menyerah atau tidak kuat kerja di rumah sakit. Akhirnya ambil spesialisasi bedah plastik.[1]

Dampak Berkurangnya Dokter Spesialis Bedah di Korea Selatan

Kekurangan dokter bedah di Korea Selatan berdampak buruk pada sistem kesehatan secara keseluruhan. Salah satu dampak utama adalah waktu tunggu yang lama untuk operasi, yang dapat menyebabkan penundaan dalam perawatan dan memperburuk kondisi pasien. Selain itu, kekurangan dokter bedah juga menyebabkan peningkatan biaya perawatan kesehatan karena pasien harus mencari perawatan di luar negeri atau harus membayar lebih untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat di Korea Selatan.[1]

Masalah lain yang muncul adalah penurunan kualitas layanan kesehatan, terutama dalam hal kecepatan dan efektivitas perawatan. Jumlah yang kurang dapat mengurangi kemampuan rumah sakit dan fasilitas medis dalam memberikan perawatan yang berkualitas, yang dapat mempengaruhi kepercayaan pasien dan menimbulkan dampak pada citra sistem kesehatan Korea Selatan secara keseluruhan.[1]

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, rumah sakit, dan universitas untuk bekerja sama untuk menemukan solusi yang dapat mengatasi kekurangan dan memastikan bahwa pasien menerima perawatan kesehatan yang tepat dan berkualitas.

Layanan Beasiswa

Apa Yang Bisa Meddy Bantu?

Itulah info mengenai penurunan jumlah dokter spesialis bedah di Korea Selatan. Jadi, tenang saja kalau kamu masih bingung untuk urus persiapan semua dokumennya, kamu bisa hubungi konsultan Meddy untuk gabung Program Kelas Persiapan Luar Negeri yang Tersebar di 20 Negara, konsultasi beasiswa, Kelas TOEFL IBT & ITPIELTS, dan TOEIC di Mediamaz Scholar. Nggak hanya itu, ada juga pelayanan terbaik lainnya dengan jaminan harga termurah se-Indonesia seperti Jasa Penerjemah TersumpahJasa TranslatorJasa Proofreading, dan Jasa SKCK. Yuk, langsung hubungi kami by WhatsApp atau DM Ke Instagram @Mediamazscholar. Thanks ya Sob!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top