fikri-al-azhar kairo

Diterjang Keraguan, Begini Cerita Keberhasilan Fikri Meraih Studi Di Al Azhar Kairo

Fikri Hidayatul Jihad atau biasa dipanggil Fikri, pemilik akun instagram @fikrihidayatulj ini  berasal dari Pandeglang-Banten, Indonesia. Fikri adalah mahasiswa S1 yang melanjutkan studinya di salah satu Universitas Mesir, Al Azhar University Kairo dengan Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir.[1]

Program Kuliah

Proses Fikri Meraih Pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo

Jika mengingat kembali di tahun yang lalu, sebelum Fikri menjadi mahasiswa semester akhir di Al Azhar Kairo. Fikri telah mengenyam pendidikan pesantren di Daarul Falaah Pandeglang selama 6 tahun lamanya. Setelah menyelesaikan pendidikan pesantrennya ia memutuskan untuk melanjutkan masa studinya. Pada saat itu, ia melanjutkan studinya di Universitas Islam Jakarta, Indonesia. Dengan program studi yang ia pilih program Bahasa dan Sastra Arab. Ia juga memutuskan untuk tinggal di Ma’had Aly UIN jakarta, Indonesia.[1]

Selama melanjutkan masa studinya di UIN Jakarta, Fikri memiliki kesibukan lainnya di luar masa perkuliahan. Yaitu mengisi kesibukannya dengan mengikuti forum-forum kajian yang diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dalam kegiatan mahasiswa ini, Fikri aktif di komunitas Bahasa dan Sastra Arab Mengajar. Ia juga berorganisasi menjalankan amanah di Departemen Bahasa Organisasi Mahasantri Mahad UIN Jakarta (OMM). Serta menjabat sebagai anggota di Departemen Penelitian dan Kebudayaan Ikatan Mahasiswa Studi Arab Se-Indonesia (IMASASI).[1]

Keraguan Fikri Menjalankan Masa Studinya di Kairo

Selama Fikri menjalankan masa studinya, ia juga sempat merasakan keraguan yang membuat ia bimbang dalam mewujudkan impian studinya.

“Al-Azhar merupakan salah satu tujuan utama saya untuk berlabuh setelah lulus dari pondok. Disamping ada keinginan lain untuk masuk di Program Studi Pendidikan dan Kedokteran. Akan tetapi saya pun tetap memutuskan untuk mendaftar semuanya. Saya memilih Perguruan Tinggi Negeri (PTN)  dalam negeri melalui tes SNMPTN, SBMPTN serta SPAN-PTKIN. Beberapa waktu saya juga sempat ragu, harap juga cemas, apakah saya mampu? Akan tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba. Sebagai manusia kita diberikan ikhtiar untuk memilih setiap jalan-jalan yang ingin kita tempuh. Sisanya kita serahkan kepada yang Maha berkehendak karena apapun yang terjadi tak terlepas dari pilihan terbaik-Nya”

Mengenai alasan perkuliahan yang ia jalani, ia juga berpikir dengan  sederhana dan kompleks. Pada saat itu ia berpikir bahwa ia adalah anak pertama. Tuntutan yang ia coba untuk hidup dengan kemandirian, penuh rasa tuntutan, serta ia pun diberi kebebasan untuk memilih. Fikri mempunyai cita-cita yang sangat mulia dan tinggi, alasan cita-cita yang ingin diraih. Karena ia ingin membuat kedua orang tuanya dan juga guru-gurunya bangga dengan prestasi yang ia raih. Bukan hanya alasan itu saja. Dengan menjalankan cita-citanya ia juga ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mereka atas prestasi dan cita-cita yang ia raih.[1]

fiki-al-azhar

Membicarakan tentang studi di Luar negeri, pada saat itu Fikri mengalami kesulitan untuk mengetahui Info mengenai beasiswa kuliah di luar negeri. Pada saat itu ia berusaha mencari peluang beasiswa di google dan juga website tertentu. Namun sayangnya pada saat itu, akses teknologi sangat lah sulit. Tidak seperti sekarang yang sudah banyak menyediakan info-info tersebut. Apalagi saat ini sudah tersedia di platform media sosial. Fikri sangat berjuang untuk mencari info beasiswa Al-Azhar dan Universitas lainnya.[1] 

Pada saat itu, Fikri melanjutkan studinya di Al Azhar University dengan memanfaatkan jalur pendaftaran yang ada yaitu jalur Kementrian Agama dan Kedutaan Besar. Pada waktu itu, ia memilih jalur kementrian agama. Karena untuk sistem jalur pendaftaran kedua tidak banyak yang ia ketahui. Masa penempuhan seleksi yang ia jalankan, ia menempuh pra-ujian tes Kementerian agama.[1]

“saya perlu lagi belajar beberapa hal mencakup bahasa, hafalan Al-Quran juga pengetahuan-pengetahuan keislaman, akhirnya saya mengikuti bimbingan-bimbingan tes yang diselenggarakan komite pendidikan luar negeri juga mediator rehlata dan 1 bulan lamanya saya mengikuti bimbingan tes tersebut”

Pengalaman Beasiswa

Pada masa itu untuk mendapatkan full beasiswa ia harus mencapai nilainya menjadi terbaik 10 nama teratas. Akan tetapi ia diterima melalui jalur non beasiswa. Mengenai kelengkapan dokumen setelah dinyatakan lulus, ia melengkapi beberapa dokumen. Diantaranya ijazah, raport nilai akhir beserta terjemahannya. Ia juga menyiapkan paspor juga visa untuk disetorkan ke kantor Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia yang bertempat di Tangerang Selatan, Indonesia.[1]

Sebelum diterimanya kuliah di luar negeri, ia pernah mengalami kegagalan pada saat mengikuti tes pertama kalinya. Dan ia pun berinisiatif untuk melanjutkan studinya di UIN Jakarta. Melanjutkan studinya di UIN Jakarta, selama 1 tahun lamanya. Lalu pada saat itu sebelum dinyatakan lulus seleksi, ia menjalani beberapa tahapan dan tes pada waktu itu. Tes yang ia jalani mencakup lisan dan tulisan

“Pada saat pertama saya mengikuti tes lisan, saya menjalani tes hafalan Alquran, dan pada tahun saya, saat itu syaratnya harus mempunyai hafalan 3 juz, lalu ada juga sesi wawancara memakai bahasa arab, yang ditanyakan mencakup kehidupan pribadi dan kesiapan untuk berangkat. Lalu menjalani tes tulisan juga, mencakup bahasa, nahwu, sharaf, balaghah juga tarikh islam”

Setelah penantian beberapa bulan pasca tes tersebut dan dinyatakan lulus akhirnya ia resmi berangkat menuju Mesir bersama panitia dan mediator IAAI dan siap menjalani kelas bahasa selama kurang lebih 1 tahun sebelum memasuki masa perkuliahan.

fikri-al-azhar kairo

Kehidupan Fikri Hidayatul Jihad di Mesir

Pertama kali menginjakan kaki di Negeri Seribu menara ini, ia tinggal 1 tahun di Asrama Indonesia yang berada dibawah naungan Kedutaan Besar, baginya pandangan dia jauh sekali dengan realitanya pada saat di Indonesia.[1]

“Ibarat sebuah perahu kayu ditengah lautan, saya terombang-ambing tak tahu arah dan yang saya lakukan hanya trial and error dan meminta bimbingan para senior disini. Satu tahun pra kuliah saya habiskan waktu saya di kelas bahasa dengan menyelesaikan 4 tingkatan, disamping itu saya mencoba menghadiri beberapa kegiatan majlis-majlis, jalan-jalan di beberapa tempat, dan juga berolahraga ketika waktu luang”. 

Di Tahun kedua, Fikri mulai banyak mengetahui beberapa hal yang bisa menemani langkah kedepannya yang akan ia jalani. Dan pada akhirnya ia juga memutuskan untuk bergabung komunitas belajar yang bernama Rumah Syariah Mesir selama 2 tahun lamanya. Dengan menjalani beberapa mata perkuliahan. Setelah menjalankan studi selama beberapa tahun lamanya, dan pada saat ia dinyatakan lulus untuk melanjutkan semester selanjutnya, ia pun terbentang luas untuk membuka jalan jalur-jalur beasiswa, diantaranya Bayt Zakat dibawah naungan Kuwait, Buhuts Islamiyah dibawah naungan Al Azhar, dan Majlis A’la dibawah naungan menteri perwakafan.[1]

Sepak terjang Fikri Selama Mendaftar Kuliah

Pada tahun pertama perkuliahan ia mencoba untuk mendaftar ke-2 instansi beasiswa lalu gagal karena kurangnya keberuntungan dan kelengkapan berkas, di tahun ke-2 dan tahun ke-3 ia mengalami nasib yang sama, dan di tahun ke-4 akhir semester ia pun berhasil diterima di instansi beasiswa Majlis A’la. Selama disini ia hanya tergabung di 2 organisasi yang ke-1 Egypt Student Information dan yang ke-2 Departemen Pendidikan Rumah Syariah, dan dari sini juga ada beberapa persatuan pelajar yang ia ketahui. Ada beberapa organisasi yang berkaitan akademik dan non-akademik dengan skala jangkauan yang berbeda, dari skala terkecil, menengah, dan luas. Ada kepanitiaan-kepanitiaan yang diselenggarakan beberapa acara dan kegiatan, ada yang ruang lingkupnya hanya daerah yaitu kekeluargaan setiap daerah provinsi, misalnya Keluarga Mahasiswa Banten (KMB), dan ada juga juga Senat-senat per-fakultas, serta ada juga Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia, juga Persatuan Pelajar Dunia.[1]

Perbedaan Kuliah Luar dan Dalam Negeri

Mengenai perkuliahan baginya, ia merasakan perkuliahan di Indonesia dan ada beberapa perbedaan yakni, tidak adanya absensi. Atau makalah-makalah juga skripsi diakhir. Di Al Azhar juga memiliki sistem pendidikan yang sangat bagus. Jami (Masjid Al Azhar) yaitu sistem kajian majlis talaqqi/belajar dengan guru dan para pakarnya langsung dengan mengkhatamkan suatu kitab. Dan di Al Azhar University juga memiliki sistem perkuliahan yang diisi dengan dosen-dosen pakar di setiap bidang khususnya.[1]

Motivasi Fikri Berproses Meraih Pendidikan di Kairo

Yang menjadi Fikri pada saat mengejar cita-citanya, ia hanya mengharap kebaikan ridho-Nya, disamping itu ia juga ingin mendapatkan pengalaman lebih, merasakan bagaimana berkuliah di luar negri, ia juga ingin belajar mendalami agama, ia juga berharap semoga bisa bermanfaat di lini kehidupan manapun dan dalam bentuk apapun, baik bagi diri sendiri, keluarga, agama, negara juga masyarakat luas. Alasan lain yang menjadi motivasinya, karena baginya Al Azhar merupakan kiblat keilmuan islam, melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh, sejarah telah mencatatnya dan mempunyai sistem pendidikan yang sangat bagus.[1] 

fiki-al-azhar

Akhir dari Perjalanan

Bagi Fikri, dimanapun kita ditempatkan bukan tanpa alasan, hal itu semata-mata karena pilihan-Nya. Segala kejadian dan hal-hal yang telah berlalu itu merupakan takdir.[1]

“Bagi kalian para pejuang perguruan tinggi, khususnya di luar negri, kejar terus mimpinya, usaha terus dengan maksimal, kuatkan kembali niat dan tekadnya, apapun hal yang kita inginkan akan tercapai dengan sebuah kerja keras, konsistensi, kesabaran dan ketulusan. Jangan lupa minta juga keridhoan orang tua dan juga guru-guru kalian”

Baginya, semua orang layak mendapatkan apa yang dia inginkan, jangan terlalu khawatir dengan sebuah kegagalan, karena itu bisa dijadikan sebuah pembelajaran, serta pengalaman, yang mana keduanya adalah guru terbaik. Fokus, nikmati yang dijalani, dan gapai yang ingin dicapai, supaya menjadi orang yang  bermanfaat di jalan apapun dan di lini kehidupan manapun di kemudian hari kelak dan semoga bisa dimudahkan untuk mencapai apa yang ingin dicapai. Bagi yang ingin bertanya tentang kehidupan Fikri di Kairo bisa menghubunginya melalui akun media sosial Instagram @fikrihidayatulj  juga facebook  Fikri Hidayatul Jihad.[1]

Layanan Beasiswa

Apa Yang Bisa Meddy Bantu?

Jadi, tenang saja kalau kamu masih bingung untuk urus persiapan semua dokumennya, kamu bisa hubungi konsultan Meddy untuk gabung kelas program kuliah di Mesir, konsultasi beasiswa, Kelas TOEFL IBT & ITPIELTS, dan TOEIC di Mediamaz Scholar. Nggak hanya itu, ada juga pelayanan terbaik lainnya dengan jaminan harga termurah se-Indonesia seperti Jasa Penerjemah TersumpahJasa TranslatorJasa Proofreading, dan Jasa SKCK. Yuk, langsung hubungi kami by WhatsApp atau DM Ke Instagram @Mediamazscholar. Thanks ya Sob!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *